Penyakit maag tentunya sudah sering kita dengar. Dalam ilmu
kedokteran, penyakit maag dikenal sebagai dispepsia (dyspepsia). Dispepsia sendiri
didefinisikan sebagai rasa nyeri atau rasa tidak nyaman di sekitar ulu hati. Pasien
dengan dispepsia atau sakit maag ini biasanya datang dengan keluhan lain, yaitu
dari mual sampai muntah. Selain itu, keluhan-keluhan lain seperti kembung,
cepat kenyang, nafsu makan berkurang, dan sering sendawa juga bisa muncul.
A.
Penyebab
Maag
Salah
satu jenis penyakit maag adalah gastritis. Gastritis terbagi menjadi dua, yakni
gastritis akut dan gastritis kronik. Gastritis yang terjadi secara tiba-tiba disebut
sebagai gastritis akut atau acute gastritis, sedangkan yang terjadi secara
perlahan-lahan disebut gastritis kronik atau cronic gastritis. Keduanya
memiliki gejala yang mirip, diantaranya ada rasa terbakar di perut bagian atas,
kembung, sering bersendawa, mual-mual, dan muntah.
Gangguan
keseimbangan asam lambung memegang peranan terjadinya gastritis. Peningkatan
produksi asam lambung dapat mencerna dinding lambung itu sendiri sehingga sakit
maag itu terjadi. Padahal secara normal asam lambung memang perlu diproduksi
tubuh untuk mencerna makanan.
Peradangan
pada lambungpun tidak hanya disebabkan oleh konsumsi makanan yang meningkatkan
produksi asam lambung, tetapi juga infeksi sejumlah bakteri. Jika kondisinya
sudah parah maka infeksi bakteri akan menyebabkan borok-borok pada lambung atau
tukak lambung.
Selain
itu, sejumlah faktor yang meningkatkan kejadian penyakit maag, seperti luka
lambung dan mengonsumsi obat penghilang rasa sakit. Umumnya obat-obat
penghilang rasa sakit akan meragsang lambung.
Berikut
sejumlah faktor yang dapat mendorong terjadinya sakit maag :
1.
Infeksi
Bakteri
Orang
yang terinfeksi bakteri Helicobacter pylori dapat mengalami gastritis. Penemuan
bakteri ini dilakukan oleh Barry Marshall dan Robin Warre, dua dokter peraih
Nobel di Australia. Mereka menemukan adanya bakteri yang bisa hidup dalam
lambung manusia. Penemuan ini mengubah cara pandang para ahli mengenai penyebab
penyakit lambung, termasuk cara pengobatannya. Saat ini telah terbukti bahwa
infeksi yang disebabkan oleh Helicobacter pylori pada lambung bisa menyebabkan
peradangan mukosa lambung yang disebut gastritis. Proses ini bisa ber lanjut
hingga terjadi ulkus atau tukak, bahkan kanker lambung.
Infeksi
oleh bakteri ini merupakan infeksi yang cukup umum terjadi pada manusia. Di
negara-negara Barat sekitar 35-40% penduduk mengalami bakteri Helicobacter pylori.
Di negara berkembang, termasuk Indonesia, frekuensi terjadinya infeksi bakteri
ini lebih tinggi, terutama pada usia muda. Hal ini mungkin bekaitan dengan
keadaan sosio-ekonomi dan faktor kebersihan yang rendah.
Dalam
pertemuan di Centers for Disease Control and Prevention di Atlanta, Georgia
pada 1991 semua mengakui hubungan langsung antara H. Pylori dengan penyakit
gastritis. Sekitar 75% jenis penyakit tukak lambung yang telah terbukti
disebabkan oleh H. Pylori dapat diobati secara permanen menggunakan larutan
antibiotik. Infeksi yang disebabkan bakteri biasanya dimulai sejak kanak-kanak.
Sering kali, bakteri ditularkan melalui sesama anggota keluarga melalui feses
atau ludah, termasuk alat makan yang tidak dicuci dengan bersih. Bakteri ini
kemudian tinggal di dalam perut hingga dewasa. Jika tidak diobati, penyakit
tersebut bahkan dapat menyebabkan kanker lambung.
Bakteri
H. Pylori ini memiliki banyak senjata sehingga dampak yang ditimbulkan oleh
peradangan lambung menjadi kompleks. Hal ini terjadi terutama bila bakteri
tidak terdeteksi sehingga bakteri akan terus berkembang biak, meluas membentuk
tukak lambung, displasia, adenoma. Dan akhirnya kanker lambung yang sangat
ditakuti.
Akan
tetapi, infeksi bakteri tersebut dapat dicegah dengan pola hidup sehat dan
bersih. Pola makan yang memenuhi syarat kesehatan dan higienis serta kesehatan
umum yang memadai bisa menghindarkan kita dari serangan atau infiltrasi bakteri
ini.
Umumnya
gastritis yang terjadi karena infeksi bakteri merupakan gastritis kronik.
Separuh pupulasi orang di dunia terinfeksi bakteri ini dan menyebarkannya dari
satu orang ke orang lain. Pada sejumlah orang, Helicobacter pylori akan merusak
lapisan lambung. Sejumlah dokter percaya bahwa tingginya kejadian penyakit ini
pada orang tua disebabkan kebiasaan yang berhubungan dengan gaya hidup, seperti
merokok dan stres.
2.
Obat
Penghilang Nyeri
Konsumsi
obat penghilang nyeri, seperti Nonsteroidal antiinflamatory drugs (NSAIDs)
misalnya aspirin, ibu proven (Advil, Motrin, dan lain-lain), juga nasproxen (Aleve),
yang terlalu sering dapat menyebabkan penyakit maag, baik itu gastritis akut
maupun kronis.
3.
Alkohol
Mengonsumsi
alkohol dapat mengiritasi (merangsang) dan mengikis permukaan lambung sehingga
asam lambung dengan mudah akan mengikis permukaan lambung. Selanjutnya,
gastritis akutpun terjadi.
4.
Stres
Keadaan
stres yang disebabkan karena pembedahan, luka (trauma), terbakar, ataupun
infeksi penyakit tertentu dapat mengakibatkan gastritis akut.
5.
Asam
empedu
Adalah
cairan yang membantu pencernaan lemak. Cairan ini diproduksi di hati dan
dialirkan ke kantong empedu. Ketika keluar dari kantong empedu, asam empedu
akan dialirkan di usus kecil (duodenum). Secra normal, cincin pilorus (bada
bagian bawah lambung) akan mencegah aliran asam empedu ke dalam lambung seteah
dilepaskan duodenum. Namun, apabila cincin tersebut dan tidak bisa menjalankan
fungsinya dengan baik atau dikeluarkan karena pembedahan maka asam empedu dapat
mengalir ke lambung sehingga mengakibatkan peradangan dan gastritis kronik.
6.
Serangan
terhadap Lambung
Sel
yang dihasilkan oleh tubuh dapat menyerang lambung. Kejadian ini dinamakan
autoimmune gastritis. Kejadian ini memang jarang terjadi, tetapi bisa terjadi.
Autoimmune gastritis sering terjadi pada orang yang terserang penyakit
Hashimoto’s disease, Addison’s disease, dan diabetes tipe 1. Autoimmune
gastritis juga berkaitan dengan defisiensi vitamin B12 yang dapat membahayakan
tubuh.
7.
Kondisi
Lain
Gastritis
mungkin berkaitan dengan beberapa macam penyakit, diantaranya HIV/AIDS, Crohn’s
disease, infeksi parasit, serta gangguan ginjal dan hati.
B.
Gejala
Klinis
Secara lebih
detail gejala-gejala penyakit maag adalah sebagai berikut :
1.
Rasa
terbakar di lambung dan akan menjadi semakin parah ketika sedang makan
2.
Mual-mual
3.
Muntah
4.
Kehilangan
nafsu makan
5.
Merasa
lambung sangat penuh sehabis makan
6.
Berat
badan menurun
Gastritis akut terjadi secara tiba-tiba dan gejalanya lebih
terlihat, dengan di tandai mual-mual dan rasa terbakar di lambung serta adanya
rasa tidak enak di lambung bagian atas. Gastritis kronik berjalan
perlahan-lahan dan gejala yang umum terlihat adalah adanya rsa perih dan rasa
penuh di lambung serta kehilangan nafsu makan sehingga hanya mampu makan dalam
jumlah sedikit. Pada sejumlah orang terkadang gastritis kronik tidak
menimbulkan gejala klinis.
Kadang–kadang gastritis akan menyebabkan lambung berdarah, tetapi
tidak parah. Perdarahan lambung dapat dikeluarkan lewat mulut (muntah darah)
ataupun terjadi berak darah. Apabila pertolongan terlambat dilakukan maka hal
yang fatal akan terjadi.
C.
Tes
dan Diagnosis
Memastikan
terjadinya penyakit maag tidak cukup dengan melihat gejala klinis saja karena
akan dengan mudah dikelirukan dengan penyakit lainnya. Setelah melalui
pemeriksaan degan endoskopi (teropong saluran pencernaan bagian atas), USG
ataupun pemeriksaan laboratoruim.
Ada
berbagai tes yang digunakan untuk memastikan kejadian penyakit maag,
diantaranya :
1.
Tes
darah
2.
Breath
test
3.
Stool
test
4.
Endoskopi
5.
Rontgen
D.
Pengobatan
Pengobatan
sakit maag tergantung pada penyebabnya. Sebagai contoh, pengobatan gastritis
akut yang disebabkan oleh NASAIDs atau alkohol berbeda dengan gastritis kronis
yang harus diobati dengan antibakteri. Umumnya pengobatan dilakukan dengan
obat-obatan yang dapat menetralkan asam lambung, seperti :
1.
Antasid
Dapat
menetralkan asam lambungdan dengan cepat meringankan sakit maag jenis
gastritis.
2.
Acid
blockers
Ketika antasid
tidak cukup untuk meredakan sakit maag, umumnya dokter akan memberikan obat
jenis cimetidin (tagament) ranatidin (zantac), nizatidin (axid) atau famotidin
(pepsid). Obat-obatan tersebut dapat menurunkan jumlah asam lambung yang
diproduksi.
3. Pengobatan
dengan obat-obatan lain, seperti omeprazol (prilosec), lansoprazel (prevacid),
rabeprazole (achiplex) dan esomeprazole (nexium).
E.
Pencegahan
Walaupun
kita tidak bisa selalu menghilangkan Helocobacter pylori, tetapi timbulnya
gastritis dapat dicegah dengan hal-hal berikut :
1. Menurut
sejumlah penelitian, makan dalam jumlah kecil tetapi sering serta memperbanyak
maka makanan yang mengandung tepung, seperti nasi, jagung, dan roti akan
menormalkan produksi asam lambung. Kurangilah makanan yang dapat mengiritasi
lambung, misalkan makanan yang pedas, asam, digoreng, dan berlemak.
2. Hilangkan
kebiasaan mengonsumsi alkohol. Tingginya konsumsi alkohol dapat mengiritasi
atau merangsang lambung, bahkan menyebabkan lapisan dalam lambung terkelupas
sehingga menyebabkan peradangan dan perdarahan di lambung.
3. Jangan
merokok. Merokok akan merusak lapisan pelindung lambung, merokok juga akan
meningkatkan asam lambung, melambatkan kesembuhan dan meningkatkan risiko
kanker lambung.
4.
Ganti
obat penghilang rasa sakit.
5.
Berkonsultasi
dengan dokter.
6.
Peliharalah
berat badan.
7.
Memperbanyak
olahraga.
8. Manajemen
stres. Anda dapat menenangkan pikiran dengan melakukan mediasi atau yoga untuk
menurunkan tekanan darah, kelelahan dan rasa letih.
Terimakasi Informasinya menambah pengetahuan yg bagus tentang asam lambung
BalasHapusJual Obat Asam Lambung Alami
terimakasi sukses selalu